Gondongan: Penyebab, Gejala & Pengobatannya

7 Desember 2020

Gondongan adalah pembengkakan yang terjadi pada kelenjar parotis akibat infeksi virus. Kelenjar parotis merupakan suatu kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi air liur dan terletak tepat di bawah telinga.

Saat terjadi gondongan, bagian sisi wajah penderita akan terlihat membesar. Penyakit gondongan merupakan penyakit menular yang umumnya diderita oleh anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari keluarga paramyxovirus.

Penyebaran virus gondongan bisa terjadi melalui percikan ludah yang dikeluarkan oleh penderita gondongan ketika batuk atau bersin. Orang yang sehat dapat tertular gondongan apabila percikan tersebut masuk ke hidung atau mulut mereka, baik secara langsung atau pun lewat perantara. Misalnya akibat berbagi peralatan makan dengan penderita atau menyentuh permukaan benda-benda yang sudah terkontaminasi virus dari si penderita.

Gondongan dapat menyebar dalam waktu beberapa hari. Karena itu, upaya pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin. Caranya adalah dengan menghindari kontak langsung dengan penderita dan pola makan yang sehat, terutama bagi anak-anak di atas usia satu tahun.

 

Penyebab Gondongan

Seperti yang telah disebutkan di atas, gondongan disebabkan oleh kelompok virus bernama paramyxovirus. Saat masuk ke dalam saluran pernapasan melalui hidung, mulut, atau tenggorokan, virus tersebut akan menetap, berkembang biak, dan menginfeksi kelenjar parotis sehingga kelenjar tersebut bengkak.

Penularan virus gondongan dari si penderita kepada orang sehat dapat terjadi dengan sangat cepat. Masa rawan penularan terutama adalah beberapa hari sebelum kelenjar parotis penderita bengkak sampai lima hari setelah pembengkakan muncul.

 

Gejala Gondongan

Gejala gondongan biasanya baru akan muncul 14-25 hari setelah infeksi virus terjadi. Gejala gondongan ditandai dengan pembengkakan kelenjar parotis yang membuat sisi wajah atau pipi bengkak. Pasca pembengkakan kelenjar parotis, gejala lainnya akan mulai berkembang. Di antaranya adalah:

  1. Nyeri saat mengunyah atau menelan makanan.
  2. Nyeri sendi.
  3. Demam dengan suhu lebih dari 38 derajat Celsius.
  4. Mulut kering.
  5. Nyeri perut.
  6. Hilang nafsu makan.
  7. Lelah.
  8. Sakit kepala.

 

Diagnosis Gondongan

Meskipun penyakit gondongan bukan tergolong penyakit serius, seseorang dianjurkan untuk memeriksakan diri atau anak mereka ke dokter jika mengalami gejala-gejalanya. Pemeriksaan ke dokter dibutuhkan untuk membedakan gejala gondongan yang serupa dengan infeksi lainnya, misalnya radang amandel (tonsillitis). Guna memastikan diagnosis gondongan, dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan suhu tubuh dan mulut untuk melihat kondisi tonsil atau amandel. Selain itu, tes darah juga dapat dilakukan guna mendeteksi antibodi tubuh dalam memerangi virus gondongan tersebut.

 

Pengobatan Gondongan

Gondongan dapat pulih saat sistem kekebalan tubuh berhasil mengatasi infeksi yang terjadi. Ada beberapa cara dapat dilakukan guna meredakan gejalanya, antara lain adalah dengan banyak minum air putih dan menghindari minuman yang mengandung asam supaya tidak merangsang kelenjar parotis, mengompres bagian yang bengkak dan terasa sakit dengan air hangat, serta mengonsumsi makanan lunak. Ketiga cara tersebut dapat meringankan rasa nyeri.

Bentuk penanganan lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengonsumsi obat pereda sakit yang dijual bebas di pasaran, seperti ibuprofen dan paracetamol, apabila dibutuhkan. Selama masa penyembuhan, dianjurkan untuk lebih banyak beristirahat hingga gejala mereda. Penyembuhan penyakit gondongan biasanya memerlukan waktu satu sampai dua minggu.

 

Komplikasi Gondongan

Selain menyerang kelenjar parotis, virus gondongan juga bisa masuk ke cairan serebrospinal, yaitu cairan yang mengelilingi serta melindungi saraf tulang belakang dan otak. Selanjutnya virus gondongan dapat menyebar ke beberapa bagian tubuh lainnya, seperti pankreas, otak, indung telur, atau testis. Komplikasi yang dapat muncul saat virus gondongan sudah menyebar, di antaranya adalah:

  • Orchitis. Peradangan testis atau biasanya dimulai 4-8 hari setelah pembengkakan kelenjar parotis pada pasien yang telah mencapai usia pubertas. Pengobatan yang diberikan adalah untuk mengurangi gejala, yaitu dengan kompres air hangat pada testis dan konsumsi obat pereda rasa sakit, seperti ibuprofen atau paracetamol. Selain itu, dianjurkan untuk menggunakan celana dalam yang nyaman.
  • Pembengkakan indung telur. Komplikasi ini dapat terjadi pada wanita yang menderita gondongan setelah masa pubertas. Pembengkakan indung telur atau ovarium ini umumnya dapat pulih setelah virus gondongan bisa diatasi.
  • Pankreatitis akut. Pankreatitis akut ditandai dengan munculnya nyeri di bagian tengah perut secara tiba-tiba. Selain itu, gejala lain yang menyertai komplikasi ini dapat berupa diare, demam, mual, dan hilang nafsu makan.
  • Meningitis virus. Meningitis yang disebabkan oleh virus berbeda dengan meningitis akibat bakteri yang membahayakan nyawa. Meningitis virus menyebabkan gejala-gejala yang lebih ringan dan biasanya dapat sembuh dalam waktu dua minggu. Selain gejala seperti flu, gejala dari meningitis virus adalah sakit kepala, leher terasa kaku, dan meningkatnya sensitivitas terhadap cahaya.
  • Radang otak atau ensefalitis. Komplikasi ini jarang terjadi, namun dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, perawatan darurat di rumah sakit diperlukan jika terjadi radang otak (ensefalitis).

 

Pengobatan dengan VCO (Minyak Kelapa Murni)

Gondongan dan gejala-gejalanya bisa diobati dengan meminum VCO dosis tinggi. VCO akan meningkatkan sistem imun penderita sehingga tubuh bisa melawan virus gondongan dan mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi di atas.

Dengan meminum VCO dosis tinggi, penderita akan bisa sembuh dengan cepat, seperti contoh gambar di atas.

Dosis yang disarankan adalah sebagai berikut:

  • Balita & anak-anak di bawah 13 tahun: VCO dikonsumsi 5 ml tiap 3-4 jam, kecuali saat tidur.
  • Remaja & dewasa: VCO dikonsumsi 10 ml tiap 3-4 jam, kecuali saat tidur.

Ketika gejala-gejala hampir hilang, dosis diturunkan sebagai berikut:

  • Balita & anak-anak di bawah 13 tahun: VCO dikonsumsi 3×5 ml sehari, bisa dikonsumsi setengah jam sebelum makan atau 1-2 jam sesudah makan.
  • Remaja & dewasa: VCO dikonsumsi 3×10 ml sehari, bisa dikonsumsi setengah jam sebelum makan atau 1-2 jam sesudah makan.

VCO juga bisa dioleskan sampai meresap ke bagian yang bengkak 3 kali sehari, yaitu sesudah mandi dan sebelum tidur malam.

Tapi perlu dicatat: Pastikan Anda minum VCO yang asli dan berkualitas tinggi supaya terapi Anda tidak sia-sia. Jaman sekarang karena persaingan harga, banyak beredar VCO yang KW terbuat dari minyak kelapa RBD (kena proses kimiawi) atau dioplos dengan minyak kelapa yang dipanaskan.

Jika Anda ragu-ragu dengan VCO di luar sana, Anda bisa memesannya DI SINI. Atau bisa juga memakai formula khusus VCO kami yang baik untuk 1001 masalah kesehatan DI SINI.

Dengan senang hati kami ingin mendengar pendapat Anda.

Tinggalkan tanggapan

Mazanta
Logo
Shopping cart