Ternyata Diabetes bisa Sembuh Total secara Alami

17 April 2018

Di masyarakat dan di sekolah kedokteran selalu diperdengarkan dengan pandangan bahwa diabetes merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara total. Penderita diabetes atau kencing manis akan menerima obat atau suntikan insulin seumur hidup mereka dan jika ada luka gangren (luka membusuk yang tidak bisa kering), lama-lama akan mendapatkan operasi amputasi bagi kaki atau tangan yang menderita gangren tersebut.

Adakah solusi yang bisa menyembuhkan diabetes secara total?

Tentu saja ada! Dengan teknik pengobatan medis holistik yang memanfaatkan alam, para penderita diabetes bisa sembuh TOTAL secara alami bahkan tanpa efek samping. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak 3 contoh kesaksian yang dikutip dari Trubus dan sumber lain.

 

Kesaksian 1

Lepas dari Jeratan Si Manis

Tiket pesawat ke Jakarta sudah di tangan drg. Suyatno Sutopo. Menjelang berangkat, tiba-tiba napasnya terengah-engah. Dokter gigi itu bersandar lemah di tepi tempat tidur. Ini serangan jantung, harus segera dibawa ke rumah sakit, tutur Sutandyo, kakak ipar Suyatno, yang juga dokter.

Dini hari itu Sutandyo bergegas membawa drg. Suyatno ke Semarang. Sepanjang perjalanan Suyatno sulit bernapas. Dokter yang memeriksanya mendiagnosis Suyatno menderita infark. Infark adalah matinya otot jantung akibat tersumbatnya pembuluh darah koroner yang memasok darah ke otot jantung. Selain memvonis infark, dokter juga menemukan kadar gula darah yang tinggi: 400 mg/dl, kadar normal, 90-120 mg/dl.

Penyakit yang disebut pertama, akhirnya sembuh setelah Suyatno dirawat selama 10 hari. Sayang, kadar gula yang menjulang itu tak kunjung turun. la positif mengidap diabetes mellitus. Itulah sebabnya ia mengonsumsi obat penurun kadar gula darah seperti glibenklamide, amaryl, dan lactibet. Namun, kadar gula darahnya tak kunjung normal. Malahan kondisi kesehatan tubuh Topo -panggilan akrab Suyatno- kerap anjlok.

Suyatno kerap letih dan mudah haus. Padahal, aktifitas sebagai dokter praktek dan dosen di sebuah universitas swasta sangat padat. Alhasil Topo pun kerap absen mengajar dan berpraktek. Meski disiplin mengkonsumsi obat, tetapi kadar gula darahnya tetap tinggi. Oleh karena itu alumnus Fakultas Kedoktcran Gigi Universitas Trisakti itu memutuskan berhenti bekerja sebagai dosen. Dengan istirahat cukup ia berrharap cepat sembuh.

Harapan itu sulit terwujud. la justru berkali-kali menginap di rumah sakit akibat kadar gula yang melambung. Pada Februari 2006, misalnya, ia muntah-muntah akibat kekurangan kalium sehingga kadar gula darahnya melonjak. Itu akibat produksi insulin diabetesi -penderita diabetes mellitus- amat rendah. Kalium bermanfaat meningkatkan kepekaan insulin, sehingga proses pengurasan gula dalam darah berlangsung efektif.

Tujuh tahun sudah penyakit kencing manis itu tak kunjung sembuh, meski ditangani serius. Pada Mei 2008, Suyatno mendapat informasi khasiat teripang. Sejak itulah pria kelahiran 14 Oktober 1936 itu rutin mengkonsumsi ekstrak teripang. Dosisnya 2 sendok makan 3 kali sehari. Ekstrak teripang ia konsumsi sejam setelah obat dokter. Namun, 2 bulan berselang gula darah puasanya justru anjok : 80 mg/dl; kadar normal : 126 mg/dl.

Suyatno kemudian bereksperimen hanya mengkonsumsi ekstrak teripang, obat doktcr dikesampingkan. Dosisnya tetap 2 sdm 3 kali sehari. Dua bulan kemudian ayah empat anak itu memeriksakan diri ke dokter. Hasilnya, kadar gula darahnya normal: sebelum makan 113-115 mg/dl dan setelah makan 125-137 rng/dl.

Sumber: Trubus 468 – November 2008

 

Kesaksian 2

Hentikan Ulah si Manis

Luka menahun di kedua kaki—dari bawah lutut sampai mata kaki— mendorong Susmiarto di Yogyakarta memeriksakan diri ke dokter. Dokter sebuah rumah sakit di Yogyakarta mendiagnosis Susmiarto mengalami kerusakan pembuluh darah. Solusinya hanya satu: amputasi. Hidup tanpa kedua kaki? Membayangkan pun tak sanggup. Musibah itu berawal dari sebuah noktah merah di atas permukaan kulit kaki.

Beberapa hari berselang noktah itu bertambah. Jika kaki dipegang terasa nyeri bukan main. Itu terjadi pada Januari 2003. Semula ia menduga alergi kulit. Namun, karena tak kunjung sembuh Susmiarto segera berobat ke dokter spesialis kulit. Diagnosis dokter, teknisi komputer itu menderita kerusakan pembuluh darah. Ketika obat habis dikonsumsi selama sebulan, kesembuhan tak kunjung datang.

Susmiarto tetap bekerja meski dalam kondisi payah. Karena nanah di luka itu kerap membasahi celana panjangnya, ia mesti membawa beberapa ganti. Luka itu kian parah, sedangkan dokter gagal menyembuhkan. Itu yang membuat Susmiarto putus asa. Tubuh pria setinggi 165 cm itu kurus kering. Tulang belulang menonjol. Bobotnya anjlok, cuma 45 kg dari sebelumnya 53 kg.

Di tengah rasa putus asa, Bambang Sudewo, herbalis dan produsen obat tradisional di Yogyakarta, datang. Bambang Sudewo menduga sulung 4 bersaudara itu mengidap diabetes mellitus. Diagnosis Sudewo sama dengan pendapat dr Willie Japaries MARS yang dihubungi Trubus secara terpisah. “Ulkus kronis (borok menahun, red) akibat sirkulasi pembuluh darah kecil rusak atau mikroangiopati. Salah satu pemicunya adalah kencing manis,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Biasanya ulkus kronis terdapat pada organ tubuh yang jauh dari jantung. Akibat sirkulasi darah tak lancar akhirnya memicu luka menahun. Fitranto Dewanto senasib dengan Susmiarto. Dia syok ketika dokter memberitahukan hasil laboratorium bahwa kadar gula darah 574 mg/dl, normalnya 120 mg/dl.

“Anda terkena diabetes, kebutaan bisa jadi risiko terburuk,” kata Fitranto mengulangi ucapan doker. Cerita itu bermula dari keluhan gampang lelah, sering berkemih, dan mata rabun yang dialami ayah 2 anak itu. Ia merasa terganggu karena aktivitas sebagai kontraktor membutuhkan mobilitas tinggi. Tanpa disadari, bobot badan Fitranto susut drastis. “Dalam 2 minggu turun dari 84 kg menjadi 72 kg,” kata pria humoris itu.

Herballah yang akhirnya membantu proses penyembuhan mereka. Susmiarto atas saran Bambang Sudewo mengkonsumsi 2 kapsul daun sirih merah 2 kali sehari. Sepekan berselang nanah mengalir deras dari luka kakinya. Rasanya nyeri sekali. “Itu pengaruh reaksi obat yang bekerja,” ujar Bambang Sudewo.

Pada pekan ke-3, luka-lukanya mulai mengecil dan menutup. Lalu pada pekan ke-4 luka-luka rapat dan kering. Bersamaan dengan itu nyeri yang dirasakan berangsur-angsur mereda. Dua bulan setelah rutin mengkonsumsi sirih merah Piper crocatum seluruh luka di kaki sembuh total. Bekas luka membulat berwarna kehitaman memang masih tampak. Kedua kaki itu masih utuh karena batal amputasi.

Fitranto Dewanto akhirnya juga sembuh setelah rutin mengkonsumsi sesendok makan virgin coconut oil (VCO) alias minyak kelapa murni 3 kali sehari. Dua minggu pertama, kadar gula darah turun menjadi 300 mg/dl. Sebulan setelah konsumsi nilai gula darah puasa mencapai 92 mg/dl dan 104 mg/dl 2 jam setelah makan. Mata yang semula tidak bisa melihat dekat, kini normal kembali.

Sumber: http://www.trubus-online.co.id/trindo3/images/PDF/HentikanUlahsiManis.pdf

 

Kesaksian 3

Potong Sendiri Ruas Jari karena Pembusukan

Sunardi (50 tahun) menderita diabetes mellitus sejak tahun 1996, dengan kadar gula 377 mg/dl. Lama kelamaan jari manis kaki membusuk. Karena sudah berwarna hitam dan membusuk, akhirnya ruas pertama jari manis kaki kiri di potong sendiri olehnya memakai silet. Ternyata pembusukan tetap menjalar ke ruas kedua. Terpaksa Sunardi dilarikan ke Rumah Sakit, dan diamputasi pada ruas kedua.

Selang beberapa bulan kemudian, pembusukan terjadi lagi di ruas ketiga. Akhirnya Sunardi dilarikan ke Rumah Sakit lagi, dan diamputasi pada ruas ketiga. Dan setelah itu pun, selang beberapa bulan lagi, pembusukan terjadi ditelapak kaki di bawah tumit. Dan ia mengalami operasi lagi. Sunardi sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp 60 juta untuk semua operasi tersebut, namun belum sembuh secara total.

Berat badan Sunardi pun turun, dari 80 kg menjadi 60 kg. Kondisi terakhir, di bawah jempol kaki kirinya, mulai bernanah dan dagingnya berlubang, sehingga ia menutipinya dengan Tensoplast. Sunardi sudah khawatir akan dioperasi lagi. Namun syukur kepada Tuhan, Sunardi mendapatkan informasi tentang khasiat herbal maca dari seorang ustad. Sunardi mencoba minum 1/2 sachet pagi dan 1/2 sachet malam. Reaksi yang muncul adalah badan Sunardi berkeringat, perut terasa sakit, pinggang nyeri, dan susah tidur.

Karena Sunardi tidak tahan merasakan nyeri pinggang, ia hentikan minum maca selama 2 hari. Kata ustad temannya, minum herbal maca harus dilanjutkan. Mendengar itu, Sunardi melanjutkan minum 1/2 sachet sehari. Setelah menghabiskan 6 sachet, kulit di bawah jempol mengelupas dan berganti dengan kulit baru. Nanah sudah tidak keluar, daging yang berlubang terlihat mengering dan mulai terisi dengan daging baru. Rasa pegal dan nyeri dipinggang sudah reda. Sakit di perut sudah hilang. Air kencing tidak manis lagi, kencing normal, dan badan tidak lemas lagi.

 

Bukan Jamannya Lagi Diabetes Dirawat dengan Obat Kimia dan Amputasi

Ya betul sekali. Dengan makin berkembangnya ilmu pengobatan medis holistik, pengobatan untuk menyembuhkan diabetes tidak lagi dengan obat kimia dan amputasi. Seperti terlihat pada 3 contoh kesaksian di atas, penderita diabetes bisa sembuh dengan terapi alami bahkan tanpa efek samping seperti misalnya dengan menggunakan terapi teripang, terapi VCO (minyak kelapa murni), atau dengan herbal maca.

Kesembuhan-kesembuhan nyata dengan pengobatan alami seperti ini tidak hanya dialami oleh segelintir orang saja, tapi juga oleh ribuan pasien lainnya di seluruh dunia. Jadi jika Anda menderita sakit diabetes, alangkah bijaksana untuk mengambil terapi pengobatan medis holistik untuk mendapatkan kesembuhan total tanpa efek samping.

Healindonesia, Dt. Awan (Andreas Hermawan)

PS: Sebelum memesan Paket Terapi untuk kasus yang mirip dengan kesaksian di atas, lebih baik Anda menghubungi kami terlebih dahulu supaya terapi yang dijalankan sesuai dengan kondisi Anda. Silahkan Anda hubungi kami dengan cara klik DI SINI.

 

Dengan senang hati kami ingin mendengar pendapat Anda.

Tinggalkan tanggapan

Mazanta
Logo
Shopping cart